Selasa, 12 April 2011

hikmah kepemimpinan khulafaurrasyidin

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/semester : 3(tiga)/1 (satu)
Pertemuan ke : -
Alokasi Waktu : 40 Menit
Standar Kompetensi : Memahami Ibroh Kepemimpinan Khulafaurrasyidin untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
I. Kompetensi Dasar : Menceritakan Ibroh Kepemimpinan Khulafaurrasyidin untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

II. Indicator :
1. Mampu Menjelaskan Kepemimpinan Khulafaurrasyidin
2. Mampu menjelaskan Ibroh Kepemimpinan Khulafaurrasyidin untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

III. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat memahami dan mampu menjelaskan kepemimpinan Kulafaurasyidin
2. Siswa dapat memahami dan mampu menjelaskan ibroh kepemimpinan khulafaurrasyidin untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

IV. Materi Ajar : Kepemimpinan khulafaurrasidin dan ibroh kepemimpinannya untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

V. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya-jawab

VI. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal : Pembukaan
1. Guru memberi salam dan memulai pembelajaran dengan mengucapkan basmalah
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
Kegiatan Inti : Penyampaian Materi
1. Guru memberikan penjelasan tentang kepemimpinan khulafaurrasyidin dan ibroh kepemimpinan khulafaurrasyidin untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas.
Kegiatan Akhir : Penutup dan Evaluasi
1. Siswa diminta menyebutkan kesimpulan tentang ibroh kepemimpinan khulafaurrasyidin, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
2. Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah.

VII. Bahan/sumber belajar :
1. http://www.promagmulia.com/artikel/detail/6/kepemimpinan-khulafaur-rasyidin.html
2. Buku-buku yang mendukung proses pembelajaran lainnya

VIII. Penilaian : Tes Lisan
Siswa diminta menjawab pertanyaan guru secara lisan berkaitan dengan materi yang disampaikan
Bukitinggi, 10 April 2011
Guru Sejarah Kebudayaan Islam

ROMA YENI
NIM. 2109.066


Materi:
Ibroh Kepemimpinan Khulafaurrasyidin untuk Masa Sekarang dan Masa yang akan Datang

1. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu bakar ash-Shiddiq adalah seorang pedagang yang selalu memelihara kehormatan dan harga dirinya. la seorang yang kaya, mempunyai pengaruh yang besar, dan memiliki akhlak mulia. Sebelum datangnya Islam, ia sudah menjadi kawan akrab Rasulullah. Usianya pun hampir sama dengan Rasulullah. Begitu pun dengan kemuliaan, profesi, dan keturunannya. Tidak berlebihan jika ia terpilih menjadi khalifah pertama. Ia telah meletakkan garis-garis besar kepemimpinan yang menerangkan tentang sifat dan akhlak pemimpin yang baik. Sifat - sifat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kepemimpinan kerja dan perbuatan, bukan perkataan.
2. Takwa dan amal saleh adalah pondasi kepemimpinan.
3. Menjaga kesatuan dan persatuan pasukan.
4. Menjelaskan metode kepemimpinan kepada para pengikut.
5. Menggunakan nasihat yang baik dan pengarahan yang benar kepada para personel pasukan.
6. Memperbaiki diri sendiri sebelum orang lain.
7. Selalu melaksanakan shalat tepat pada waktunya.
8. Menghormati utusan musuh dan tidak melakukan hal buruk kepada mereka.
9. Mengedepankan musyawarah dalam mendiskusikan sebagian strategi kemiliteran.
10. Bersikap adil dalam membagi tugas dan kerja kepada para prajurit.
11. Mempunyai sikap hati-hati, sabar, dan tidak terburu¬ - buru dalam mengambil keputusan.
12. Memperhatikan kebutuhan prajurit dan memahami permasalahan yang mereka hadapi.
13. Tidak berkhianat dan membatalkan perjanjian secara sepihak.
14. Adil kepada semua tanpa pandang bulu, bersikap kasih sayang.
15. Memberikan hak-hak semua personel tanpa mengurangi sedikitpun.
16. Memberikan perhatian dan simpati kepada semua personel tentara, dan mendengarkan (keluhan) mereka.
Adapun ibroh yang dapat kita ambil dari bentuk kepemimpinan yang di jalankan oleh Khalifah Abu Bakar ini yaitu ia merupakan seorang pemimpin yang bertanggung-jawab dengan apa yang diucapkannyya, tidak hanya sekedar kata-kata tapi juga dilaksanakan dalam bentuk tindakan ataupun perbuatan beliau.
Dalam memimpin pun beliau tidak tamak akan kekayaan dan tidak haus akan kekuasaaan, karena pondasinya dalam memimpin adalah ketaqwaan dan amal shaleh, sehingga apapun yang ia lakukan bisa berjalan dengan baik dan dapat diterima oleh rakyanya.
Beliau merupakan sosok pemimpin yang mencintai persauan dan kesatuan, sepakat dalam hal kebaikan, bukan dalam hal keburukan ataupun syubhat.
Beliau juga merupakan sosok pemimpin yang arif, memperlakukan bawahan dengan baik, memenuhi haknya sebagai manusia yang merdeka dan tidak memerinah dengan kasar dan sepihak apalagi memperbudak bawahannya.
Beliau merupakan seorang pemimpin yang senantiasa memuhasabah diri sehingga beliau bisa memancarkan kebaikan kepada bawahan dan rakyatnya. Senantiasa menjaga shalatnya, santun kepada tamunya meskipun yang bertamu itu musuhnya sekalipun.
Dalam mengambil keputusan beliau senantiasa mengedepankan azas musyawarah dan mufakat, tidak mengambil keputusan secara sepihak. Beliau juga merupakan sosok pemimpin yang adil dan sangat memperhatikan kepentingan rayatnya.
Itulah garis kepemimpinan yang tidak hanya sekadar slogan, namun terwujud dalam dirinya. Seorang yang rendah hati, lemah lembut, dan orang muslim pertama yang membebaskan budak. Tidak tanggung-tanggung, ia berani menyerahkan seluruh hartanya kepada Rasulullah dan berkata, "Saya mewariskan Allah dan rasul-Nya untuk keluarga saya."
2. Khalifah Umar Ibnul-Khaththab
Umar ibnul-Khaththab merupakan salah satu sosok pemimpin yang tegas, jujur dan adil dalam Islam. Ia adalah khalifah kedua dalam Islam setelah Abu Bakar ash-Shiddiq. Sebelumnya, di masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar menjabat sebagai hakim. la menjalankan amanah tersebut dengan begitu cerdas, adil, dan tegas, sehingga ia pemah mengajukan pengunduran diri dari jabatan tersebut kepada Abu Bakar, karena tak ada lagi perkara kejahatan yang bisa diurusnya.
Umar ibnul-Khaththab adalah Pemimpin yang berwibawa.
Yaitu pemimpin yang tegas bertindak terhadap segala bentuk kejahatan, tak peduli siapapun yang melakukannya. Tak peduli apakah pelaku itu diri sendiri, keluarga, atau orang-orang dekatnya sekali pun. Jika mereka salah, pemimpin yang berwibawa akan menghukumnya, sehingga rakyat yang dipimpinnya menjadi sejahtera lahir dan batin.
Kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Umar ibnul - Khaththab diantaranya adalah sebagai berikut.
• Menerapkan seluruh isi AI-Qur’an.
• Menjalankan petunjuk Rasulullah saw.
• Tegas terhadap siapa saja.
• Bertindak adil tanpa pandang bulu.
• Jujur dalmn setiap tindakan.
• Hidup dengan kesederhanaan.
• Mencintai rakyatnya.
• Selalu peduli terhadap kondisi rakyatnya.
• Secara rutin melakukan pengontrolan terhadap kehidupan rakyatnya.
• Menunaikan semua hak bawahan dan rakyatnya.
• Memerintah dengan sikap keteladanan, bukan sekedar kata perintah.
3. Khalifah Usman Bin Affan
Khalifah Islam yang ketiga ini memiliki nama panjang Ustman bin Affan al-Umawi al-Quraisyi. Ia biasa dipanggil dengan nama Abu Abdillah atau Abu’ Amr. Usianya lebih muda 5 tahun daripada Rasulullah saw.. Ia adalah saudagar kain yang kaya raya dan juga memiliki ternak yang paling banyak diantara orang-orang Arab lainnya. Ia diangkat rnenjadi khalifah oleh Majelis Syuro ketika itu. Bakat kepemimpinannya telah terlatih karena ia berpengalaman memimpin usaha dagang dan ternaknya.
Diantara sifat-sifat kepemimpinan yang dimilikinya yaitu:
1. Menjalankan Al-Qur’ an dan As-Sunnah.
2. Teguh pendirian.
3. Dermawan.
4. Lemah lembut dan sopan santun, bahkan terhadap lawannya.
5. Bertanggung jawab.
6. Bersikap Adil.
7. Berani mengambil keputusan.
8. Pandai memilih bawahannya yang kompeten.
9. Aspiratif terhadap pendapat rakyatnya.
10. dan lain-lain.
Contoh sifat kedermawan yang dilakukan Usman untuk perjuangan Islam adalah sebagai berikut:
1. Usman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham, dan kemudian mewakafkannya untuk kepentingan umum.
2. Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya.
3. Mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk.
4. Thalhah bin Ubaidillah berutang kepada Usman bin Affan untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Ketika hendak membayar utangnya, Usman bin Affan menolaknya dan menyedekahkan utang tersebut kepada Thalhah.
Usman bin Affan merupakan pemimpin yang baik bagi rakyatnya. Namun orang-orang Yahudi dan musuh¬ - musuh Islam lainnya tidak senang terhadap pemerintahannya. Beliau wafat karena dibunuh di rumahnya, ketika sedang membaca Al-Qur’an.
4. Khlaifah Ali bin Abi Thalib
Karakter kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, seperti yang diungkapkan Dhirar bin Dhamrah kepada Muawiyyah bin Abu Sufyan adalah sebagai berikut :
1. Berpandangan jauh ke depan (visioner).
2. Sangat kuat (fisik).
3. Berbicara dengan sangat ringkas dan tepat.
4. Menghukum dengan adil.
5. Ilmu pengetahuan menyemburat dari seluruh sisinya (perbuatan dan perkataannya).
6. Berbicara dengan penuh hikmah (bijaksana) dari segala segi.
7. Menyepi dari dunia dan segala perhiasannya.
8. Berteman dengan ibadah pada malam dan kegelapan.
9. Banyak menangis karena takut kepada Allah.
10. Banyak bertafakur setelah berusaha.
11. Selalu menghitung-hitung kesalahan dirinya (muhasabah).
12. Menyukai pakaian kasar, makanan orang fakir.
13. Selalu mengawali ucapan salam apabila bertemu.
14. Memenuhi panggilan apabila dipanggil.
15. Bawahannya tidak takut berbicara, dan mendahulukan orang lain dalam berpendapat.
16. Jika tersenyum, giginya terlihat seperti mutiara dan tersusun rapi.
17. Menghormati ahli agama dan mencintai kaum fakir miskin.
18. Di hadapannya orang-orang yang kuat tidak akan berani berbuat batil.
19. Di hadapannya, orang-orang yang lemah tidak akan berputus asa dari keadilannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar